Dalam fikih interaksi dan hubungan
sosial, sikap saling memahami antar sesama adalah sebuah keniscayaan.
Disamping wajib memahami orang lain, tentu saja setiap kita juga ingin
dan suka bila dipahami oleh orang lain. Nah, jika ingin dipahami, maka
masing-masing kita berkewajiban untuk membantu orang lain agar mudah
memahaminya. Dan itu tak lain dengan menjadika
n dirinya sebagai pribadi yang memang mudah untuk dipahami dengan baik oleh siapapun.
Sungguh merupakan sebuah egoisme terburuk dan kenaifan paling tak
logis, saat seseorang hanya asyik dengan alam pikiran dan pola pikirnya
sendiri saja, serta abai dan tak peduli terhadap alam pikiran atau pola
pikir orang lain. Karena dengan demikian, berarti ia telah menjadikan
dirinya sebuah pribadi yang paing sulit untuk dipahami. Dan tentu itu
sangat kontradiktif dengan keinginannya untuk selalu dipahami.
Maka cara terbaik agar mudah dipahami, adalah justru dengan
membiasakan diri memahami orang lain dan berpikir sesuai dengan pola
pikir mereka. Ketika kita telah terbiasa dengan pola pikir logis seperti
itu, maka akan tiba saatnya dimana orang lain tidak hanya mudah
memahami alur pikiran kita dan menerima setiap buahnya, melainkan mereka
justru selalu menunggu-nunggunya dengan penuh antusias, dan berterima
kasih karena telah dibantu berpikir, serta menganggap setiap pemikiran
kita itu sebenarnya adalah pemikiran mereka pula!
No comments:
Post a Comment